Sabtu, 24 November 2012

Daur Ulang Limbah Air Atasi Kekeringan


Saat ini Negara Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Beberapa daerah di Indonesia telah merasakan dampak kekeringan dari musim kemarau ini. Sumber mata air baik dari pegunungan, sungai dan sumur mulai sedikit bahkan mengering. Padahal menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemarau tahun ini masih dalam taraf normal (Wiranto, 2012). Meskipun begitu musim kemarau tahun ini telah memaksa masyarakat menggunakan air yang kualitasnya jauh di bawah standar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal tersebut dikarenakan sumur atau sumber air yang berada di daerahnya mengalami kekeringan. Kekeringan juga melanda petani padi yang membuat tanaman padi mengalami puso. BMKG memperkirakan musim penghujan di Indonesia akan mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh Badai El Nino yang berkekuatan lemah (Maulana, 2012). Lebih lanjut BMKG menjelaskan bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, dan terdiri dari pulau yang membujur dari barat ke timur, serta terdapat banyak selat dan teluk yang menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim atau cuaca. BMKG memperkirakan musim hujan tahun 2012 secara umum akan dimulai pada bulan Oktober dan November.
Bagaimana jika setiap tahun kita harus dihadapkan dengan masalah musim kemarau sehingga lagi-lagi kita mengalami kekeringan? Lalu sampai kapan kita akan bergantung dengan mencari sumber air yang baru jika sumber air yang lama telah mengering? Sementara jumlah penduduk dari tahun ke tahun terus bertambah dan lahan semakin sempit dengan maraknya pembangunan yang menyebabkan sedikitnya lahan terbuka yang mampu menyerap air jika hujan turun.
Profesor Stanley Grant seorang Pakar Teknik Lingkungan di Universitas California dalam laporan yang ditulis oleh Joe de Capua dalam situs Voice Of America (VOA) edisi 13 Agustus 2012 mengatakan bahwa populasi dunia berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai 9 miliar menjelang tahun 2050. Beliau mengatakan miliaran orang tidak memiliki persediaan air yang cukup dan jumlahnya semakin bertambah jika tidak dilakukan tindakan segera. Sementara itu jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 berjumlah 237,641,326 jiwa, meningkat sebanyak 15.21 % dari tahun 2000 yang sebelumnya berjumlah 206,264,595 jiwa (BPS, 2012). Apabila dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk maka bagaimana dengan kebutuhan air untuk beberapa tahun mendatang jika kita kembali dihadapkan oleh permasalahan kemarau lagi? Sudah saatnya kita beralih untuk memanfaatkan air yang sudah ada bukan mencari sumber air yang baru. Air yang ada dibeberapa daerah yang mengalami kekeringan saat musim kemarau ini adalah air limbah, air yang keruh disisa-sisa waduk dan sebagainya selain air yang bersumber langsung dari mata air apabila masih ada. Jika kita mampu mengolah air agar dapat ditingkatkan kualitasnya maka kelangkaan air seperti saat ini dapat kita minimalikan. Hal ini harus segera kita lakukan terutama di daerah-daerah yang masih memiliki kualitas air limbah lebih baik daripada kota besar seperti Jakarta yang air limbahnya sudah sangat berbau, berwarna hitam dan sangat tidak layak untuk dikonsumsi.
Air Dikolam Penangkaran Ikan di Cianjur Tengah Mulai Menyusut Saat kemarau
Profesor Stanley Grant kembali menjelaskan dalam laporan VOA yang ditulis oleh Joe de Capua edisi 13 Agustus 2012 bahwa persediaan air segar yang terbatas membuat daur ulang air limbah dan kotoran menjadi hal yang penting. Air yang telah mengalami pendaurulangan dapat digunakan untuk aktivitas-aktivitas yang tidak begitu memerlukan air berkualitas tinggi, seperti irigasi taman. Lebih lanjut Beliau mengatakan bahwa negara yang telah melakukan proses daur ulang limbah air contohnya adalah Israel yang menggunakan air limbah yang telah didaurulang untuk pertanian, sementara itu di Singapura pengolahan air limbah dilakukan untuk menyediakan air bagi industri. Di Amerika Serikat sendiri telah memiliki fasilitas reklamasi limbah air di mana pengolahan limbah air telah menggunakan teknik yang sangat lanjut yang hasilnya akan dialirkan ke kolam air tanah yang kemudian diektraksi dan dikembalikan ke persediaan air keran.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Profesor Stanley Grant, Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah merencanakan daur ulang limbah air sebagai alternatif pemanfaatan air. Contohnya sejak tahun 2008, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat telah menetapkan tiga kantor dinas pemerintahan yaitu Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pendapatan Daerah untuk menjadi proyek percontohan daur ulang limbah air domestik karena konsumsi air di ketiga dinas itu terbilang tinggi. Program ini diharapkan mampu memanfaatkan 60% dari 80% limbah air bekas pakai. Jika program ini berhasil, diharapkan percontohan ini dapat menjadi gerakan yang lebih masif. Selain kantor-kantor dinas, hotel, industri, dan rumah tangga, mereka juga menargetkan akan mendaur ulang limbah air di lingkungan domestiknya. Tak hanya itu, dibidang akademis juga telah melakukan hal yang sama, ITB yang diwakili oleh Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB melalui Unit Riset Lembaga Pemberdayaan Umat (Salman Institute for Community Development) dengan dukungan Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui program SIPTekMan (Sistem Insentif Teknologi dan Manajemen) tahun anggaran 2003 telah melakukan serangkaian riset untuk mendapatkan teknologi alternatif yang murah untuk mendaur ulang air bekas wudu sehingga layak untuk digunakan kembali (Kementerian PU, 2012).
Saat ini pemerintah sedang berupaya mengatasi kekeringan yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, HR. Agung Laksono mengatakan bahwa sejumlah kebijakan sudah dirancang dan siap dijalankan seperti menggunakan dana kontijensi pangan dalam APBN 2012 untuk mengatasi kekeringan sebesar Rp 3 triliun dan masih ada akumulasi dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 1 triliun. Upaya pemerintah yang hendak dijalankan salah satunya adalah program pompanisasi untuk menyalurkan air yang terdapat sumber air untuk dialirkan ke daerah yang kering. Adapun pompa yang akan dibagikan itu digunakan oleh pemerintah daerah setempat. Pompa tidak dibagikan langsung ke petani. Sementara upaya yang harus dilakukan adalah distribusi air melalui tangki air, penyediaan pompa air, pembuatan sumur pantek atau sumur bor, hujan buatan, pembangunan embung atau reservoir, dan pengaturan pemberian air untuk pertanian dengan sistem gilir giring.
Teknologi yang mampu mengolah limbah air menjadi air yang lebih berkualitas kini sudah ada dan Indonesia sendiri sebenarnya telah mampu dalam melakukan proses daur ulang limbah air untuk dapat digunakan kembali. Ada baiknya jika proyek daur ulang limbah air terus dilakukan secara berkesinambungan dan dilakukan merata dibeberapa daerah terutama daerah yang menjadi langganan kekeringan dimusim kemarau. Jangan sampai kita terlambat dalam mengatasi masalah air sementara negara-negara lain sudah terlebih dahulu melakukan tindakan preventif dalam mengatasi masalah ini karena air adalah masalah vital bagi seluruh umat manusia. Selain itu diperlukan pula peran serta dari masyarakat dalam menjaga kelestarian air tanah dengan melakukan penanaman dan tidak terus menerus mengkonversi tanah menjadi bangunan agar tanah mampu menyerap air, serta menggunakan air secara efisien dan efektif supaya kita dapat menghemat dan menjamin keberadaan air demi keberlangsungan generasi berikutnya.

Daur Ulang Botol Minuman Bekas


Botol minuman bekas, kelihatannya sepele, akan tetapi bagaimanapun yang namanya sampah pasti dapat menimbulkan masalah yang dapat mengganggu lingkungan, baik secara kesehatan maupun dilihat dari segi keindahan dan kebersihan lingkungan. Namun demikian, sampah botol plastik atau kaleng bekas minuman ini ternyata dapat dimanfaatkan sebagai barang yang unik, bernilai seni, dan memiliki nilai ekonomi. 
Ini galeri foto hasi Daur Ulang Botol Minuman Bekas

Daur Ulang Koran dan Kertas Bekas

Kalo di rumah kalian ada banyak koran dan kertas bekas bisa deh coba bikin barang dau ulang dari kertas dan koran itu :) ini sekilas tahap-tahapnya, selamat membaca :)

yang harus kita lakukan terlebih dahulu tentunya adalah mengumpulkan koran atau kertas bekasnya dulu. Bila persediaan di rumah kita kurang mencukupi, kita bisa membelinya di tetangga. hehe :D
setelah terkumpul cukup banyak, barulah kita mengolahnya.

Gimana sih cara ngolahnya ??? 

Di tahap awal, kita siapkan dulu peralatannya. Langkah mengolah barang bekas berupa koran, adalah merendam koran-koran bekas tersebut hingga luluh lantak dan tidak berbentuk koran lagi. tidak perlu membeli bahan baku kan ? karena bahan bakunya sudah bisa kita dapatkan secara gratis dari koran bekas ini. kalaupun harus membeli punya tetangga , harganya tidak mahal. :D
Yang perlu di beli adalah tepung kanji. tepung kanji ini nantinya akan kita olah dengan bubur koran tersebut. Tepung kanji dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah  koran bekas tersebut kita rebus. jangan lupa mengaduknya secara rata, setelah cukup kental (tidak sampai menjadi lem) , kita tinggal memasukkan  bubur koran .
Terakhir, kita bisa membentuk adonan koran dan kanji tersebut menjadi bentuk yang kita suka. misalnya, sandal, tempat pensil dan lain-lain.
kita bisa melakukannya sendiri. nanti, bila bisnis daur ulang barang bekas ini sudah cukup menghasilkan, mungkin kita bisa meminta bantuan ke orangtua kita, bila merepotkan orang tua, kita juga dapat memperkerjakan orang lain.
ini adalah salah satu contoh kerajinan dari kertas bekas.. unik kan ??


Selamat mencobanya di rumah ya teman-teman... mudah-mudahan sukses :)

Jumat, 23 November 2012

Daur Ulang Kaleng Bekas



Anda tentu sering merasa pusing bagaimana memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng susu, roti, atau yang lainnya. Anda tidak harus langsung membuangnya. Dengan sedikit kreativitas dan ketekunan, anda pun dapat membuat sesuatu yang lebih bermanfaat darinya. Anda pun dapat memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai wadah pensil, tempat sampah, tempat cucian atau lainnya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah : kaleng bekas, cat berwarna putih, pensil atau pulpen, cat akrilik. Hal pertama yang harus ada siapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan utama untuk dapat dimanfaatkan kembali. Ambil kaleng bekas, kemudian dicuci sampai bersih, baik bagian dalam maupun bagian luarnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran, baik berupa bekas makanan, minyak atau pun debu yang menempel pada kaleng yang akan digunakan. Setelah kaleng dibersihkan, kemudian dikeringkan agar dapat dilakukan proses selanjutnya.
Setelah kaleng bersih dan kering, kemudian dilakukan proses pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih. Warna putih dipilih karena warna ini netral sehingga proses pengecatan warna selanjutnya akan lebih mudah dan hasilnya pun menjadi maksimal serta sekaligus untuk melapisi merk dari kaleng yang digunakan.
Setelah kaleng dilapisi warna putih, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Tahap selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar adalah sesuai dengan selera anda. Anda dapat membuat gambar hewan, bunga, pemandangan, tokoh kartun, angka, huruf, atau pola abstrak yang anda sukai. Setelah pola tergambar pada kaleng, anda dapat mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik. Warna untuk tiap motif pun sesuai dengan kesukaan anda. Namun, bila anda mendaur ulang kaleng untuk anak anda, anda dapat menggunakan warna cerah dan ‘ngejreng’ karena anak-anak suka sekali bila barang mereka.
Karena ini adalah proses daur ulang dan dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun spesial. Tidak ada yang sama. Ini adalah salah satu kelebihan membuat pola sendiri. Bila anda mengajak anak anda untuk mendaur ulang kaleng bekas di rumah, ini akan membantu merangsang kreativitas anak anda. Dan mereka pun akan bangga dengan hasil karya mereka sendiri. So, manfaatkan kaleng bekas di rumah anda. Dan anda pun dapat berkreasi dengannya.

Tas Cantik Hasil Daur Ulang



Tiap rumah pasti menghasilkan limbah rumah tangga berupa sampah. Baik itu sampah organik atau sampah anorganik yang harus kita pilah-pilah sebelum dibuang di tempat pembuangan sampah sementara.

Maka sudah selayaknya tiap rumah dilengkapi tempat sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah organik seperti sisa daun atau sayuran bisa di tempatkan di bak sampah berwarna hijau, kelak sampah dari bak ini dipilah lagi untuk diolah  menjadi pupuk kompos.

Sampah anorganik seperti kertas, kayu dan plastik ditempatkan di bak sampah berwarna kuning yang kelak bisa dipilah untuk didaur ulang menjadi aneka kerajinan tangan. Sampah anorganik berbahaya seperti pecahan kaca, botol bekas, paku, isi hekter dan benda-benda tajam lainnya di simpan di bak sampah berwarna merah.


Salah satu sampah dari bak sampah berwarna kuning diantaranya kertas untuk dijadikan kertas daur ulang sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan seperti kartu undangan, kotak cendera mata, bingkai photo dan lain-lain. Kemudian sampah plastik juga bisa di daur ulang menjadi tas, jas hujan dan aneka kerajinan tangan lainnya yang bermanfaat. 



Pertama: 
Siapkan satu bekas bungkus kopi instan merek apa saja. Potong menjadi dua bagian selebar 4 cm. 




Ke dua:
Potongan bekas bungkus kopi selebar 4 cm tersebut di lipat ke arah dalam sepanjang 1 cm di kedua sisinya sehingga menghasilkan pita plastik selebar 2 cm. Buat pita seperti ini sebanyak minimal 1000 buah dari 500 bungkus bekas kopi instan.


Ke tiga:
Ambil 4 buah pita dan anyam seperti membuat baling-baling. 


Ke empat: 
Pada baling-baling yang sudah terbentuk selanjutnya tambahkan pita lainnya satu-persatu dan jangan lupa membuat sudut tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Bila proses ini diabaikan maka anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.




Ke lima:
Setelah keranjang atau tas cantik Anda selesai, bagian dalam tas dapat ada beri lapis dari kain perca agar tidak bolong-bolong atau biarkan seperti itu supaya tetap orsinil dan antik.